Ditengah gaduhnya suara pasar minggu pada Senin siang (9/04/2018), ekspresi lelah yang tiba-tiba berubah bersahabat.
Hal ini nampak pada wajah salah satu supir angkot jurusan Ragunan-Tamini Square. Siang itu, angkutan umum berwarna merah dengan inisial S15 A mengangkut penumpang dengan berbagai kriteria.
Kesunyian mengisi suasana di dalam angkot, gadget salah satu penyebabnya.
Selang beberapa menit, suara seorang pria dengan pakaian layaknya politisi memecah kesunyian. Bahkan, supir angkot yang sejak tadi menampakkan ekspresi lelahnya kini berubah riang.
Percakapan antara keduanya terdengar sepanjang perjalanan menuju Pasar Rebo. Dengan suara lantang, pria berbaju putih dengan kacamata cokelat di atas kepala itu bertanya, "Setuju gak kalo kita 2019 ganti Presiden?".
Supir angkot tersebut hanya menjawab dengan senyuman. Tak lama kemudian, ia pun menyatakan setuju dengan alasan kemerosotan berbagai sistem di Indonesia.
"Minoritas berkuasa, pribumi yang terasingkan," ujar bapak berbaju putih menyimpulkan.
Tak lama, ia berpesan dengan nada yang agak persuasif, "Kita umat Islam jangan sampai buta politik," ujarnya yang kemudian meninggalkan angkot sembari mengucapkan, "Assalamu'alaikum."
Penulis: Anis Marsela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar